Senin, 09 Januari 2012

Bahasa - Karakter & Value sebuah Kaca Film

Kaca Film selalu menjadi pelengkap mutlak bagi mobil mobil di Negara Tropis seperti Indonesia yang suhu disiang hari bisa mencapai diatas 50˚ C.
Ekspekasi dari Para Calon Pembeli juga beraneka ragam, ada yang merasa cukup puas dengan produk yang dibeli. Namun rata rata, menurut penulis hampir 75% dari total penjualan Kaca Film selalu menciptakan perasaan kurang puas pada sisi Konsumen.
Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dari Penjual dan Pemahaman akan Produk yang dibeli dari sisi Pembeli.

Artikel kali ini akan lebih kearah mengenal Bahasa Kaca Film, Karakter Kaca Film dan Value Kaca Film itu sendiri.
Ketiga point ini saling berkaitan erat sekali, sebagai bahan observasi maupun justifikasi terhadap produk yang akan dipakai.

Kaca Film dalam segi penampilan bisa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : Solid Appearance dan Reflective Appearance.
Saat ini sedang terjadi pergeseran demand dari type film Reflective menjadi type film Solid.
Pergantian trend ini sepintas terlihat seperti hal yang biasa tergantung pada Mode Demand, namun sebenarnya banyak yang belum memahami mengapa sekarang persentase Kaca Film dengan warna warna solid lebih banyak beredar dibandingkan Kaca film Reflektif.

Sebenarnya hal ini terjadi karena kepedulian dari Pabrikan Pembuat Kaca Film agar dapat membantu menyelamatkan ozone bumi kita yang makin hari makin terkikis karena efek pantulan/reflektif rumah kaca maupun semua material yang memilikiti reflektifitas tinggi kearah ozone.
Karena kesadaran ini, penggunaan bahan metal agar membuat kaca film dapat memantulkan panas matahari sedapat mungkin dihindari / tidak dipakai lagi.
Para Ahli berlomba melakukan riset dan akhirnya ditemukan bahan pengganti yang dikenal sebagai CERAMIC.
Bicara tentang Ceramic sebagai salah satu material untuk membuat Kaca Film, sering menimbulkan salah kaprah juga baik dalam diri konsumen maupun penjual.
Banyak yang menyangka bahwa Ceramic yang dipakai adalah Keramik seperti yang dipakai untuk membuat piring gelas.
Ceramic yang dipakai di Kaca Film adalah oksida logam dan sifatnya sebagai isolator.
Secara general, Ceramic adalah material penahan panas, yang paling baik dimuka bumi saat ini, bahkan pesawat space shuttle, memakai Ceramic sebagai pelindung panas dari gesekan atmosfer.
  
Dengan berkembangnya Tehnologi kemudian ditemukan Nano Ceramic, sebuah hasil riset dari proses kimia, yang kemudian menghasilkan material Ceramic dengan ukuran Partikel 10-30Nm. 1Nano : 1/juta millimeter.
Dengan ukuran partikel 10-30Nm, material tampak transparan, tetapi tidak menurunkan fungsi sebagai penolak panas.

Kini bahkan telah ditemukan Kaca Film dengan bahan Bio Ceramic yaitu Formula khusus hasil pengembangan dari Nano Ceramic + Tungsten yang mempunyai keunggulan untuk merubah VLT (Visible Light Transmittance)/total cahaya tampak yang masuk/ orang2 pada umumnya bilang tingkat kegelapan kaca film yang juga diikuti dengan peningkatan kemampuan menolak panas matahari
Bio Ceramic memiliki sifat/karakter yang "HIDUP" yang membuat Kaca Film Bio Ceramic ini seolah mengerti  kapan siang, kapan malam.
Perkembangan Tehnologi Kaca Film masih belum final, diprediksikan pada Tahun 2012 akan lahir Remote Dual VLT Window Film, yaitu Kaca Film yang bisa dikendalikan tingkat kegelapannya lewat Remote Control.

Karakter dari Kaca Film berbahan Ceramic rata rata adalah Absorb The Heat ( Menyerap Panas), berbeda dengan Kaca Film berbahan Metal yang bersifat Reflect The Heat (Memantulkan Panas).
Di Negara 4 musim, maupun di Asia Tenggara, Kaca Film berbasis Ceramic mulai menggantikan posisi Kaca Film yang berbasis metal.
Di Indonesia lain lagi ceritanya…
Mungkin karena kurangnya edukasi maupun kesadaran dari masyarakat kita akan pentingnya Ozone bagi kehidupan kita, sehingga saat memilih sebuah produk Kaca Film, requestnya yang penting adem J.

Disinilah uniknya Market Indonesia, saat sudah mengeluarkan uang untuk mengganti Kaca Film dimobilnya, ekspektasinya tinggi sekali.
Seringkali mobil lagi diparkir dibawah terik matahari selama 1 – 2 jam, kemudian setelah itu pemilik masuk kedalam mobil, langsung nelpon ke Toko Kaca Film sambil bilang: Mana Boss mu, ini Kaca Film mu panas sekali. ( Lupa kaleee….kalau 90% mobilnya terbuat dari metal yang juga bersifat sebagai konduktor panas)
Atau saat mengendarai mobilnya, lagi lagi nelpon ke Toko Kaca Film Langganannya sambil bilang: Ini pipi gue / paha gue koq masih terasa ada hangatnya/panasnya matahari masuk ?

Seperti yang ditulis diawal, penulis ingin sharing pengetahuan tentang : Bahasa Kaca Film, Karakter Kaca Film dan Value Kaca Film itu sendiri.
Karakter Kaca Film sudah dibahas diatas, Bahasa Kaca film juga udah, sekarang penulis akan mengupas tentang Value Kaca Film.

Bicara tentang “VALUE” biasanya antara Penjual dan Pembeli sering tidak Synchronize.
Seringkali Pembeli merasa nggak puas atau bahkan mem-vonis penjual sebagai penipu, karena dalam brosur / katalog ditulis % penolakan panasnya tinggi, namun pada kenyataannya panasnya matahari tetap menerobos kedalam kabin mobil / ruangan.
Menghadapi kondisi seperti ini perlu kesiapan mental, technical skill maupun tools (solar meter / BTU meter) dari Penjual dalam menghadapi complain pembeli.
Menurut penulis, sebagai penjual tidak hanya semata mata bisa ngoceh tentang produk yang ditawarkan, tapi juga harus dibekali dengan product knowledge yang mumpuni dan benar.
Sampaikan karakter produk yang ditawarkan, apakah jenis absorbtance atau reflectance film, kemudian jelaskan perbedaan, manfaat, kelebihan / kekurangan maupun value for money bagi pembeli.
Sedangkan dari sisi pembeli, perlu kedewasaan dalam pemahaman sebuah produk yang akan dibeli juga.
Penulis yakin, apabila antara kedua belah pihak telah terjadi sinkronisasi, maka “VALUE” akan tercapai dan makes everybody happy. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar