Senin, 09 Januari 2012

SUKA yang GELAP atau SUKA yang TERANG


Sering menjadi polemik, bila bicara tentang tingkat kegelapan kaca film yang mana yang dipilih.
Disatu sisi pandangan keluar sangat penting bagi pengendara mobil, baik pada kaca depan, samping maupun belakang.
Namun, pertimbangan keamanan dan privacy menjadi pertimbangan utama juga khususnya di Jakarta dan Kota Kota besar lainnya.
Akhirnya sering pilihan yang dianggap paling tepat, malah menciptakan problema baru bagi konsumen.

Mari kita bahas, dimulai dengan pemilihan kaca film untuk kaca depan.
Ada sebagian konsumen yang memilih Kaca Film yang VLT (Visible Light Transmittance) nya 60% atau kegelapan 40% untuk kaca depan dengan pertimbangan agar nggak terlalu terang/transparan dari luar.
Namun pada malam hari, pandangan keluar menjadi kurang clear bagi sebagian pengendara, atau bahkan bila pada proses pemasangan, si Installer / Tinter kurang maksimal membersihkan bidang kaca yang akan dipasangin kaca film, maka cahaya lampu dari depan bisa pecah, sehingga pandangan pengendara ke jalan menjadi terganggu.

Kemudian untuk kaca samping dan belakang, biasanya mayoritas pilihan jatuh pada kaca film dengan VLT 20-05% atau tingkat kegelapan 80 sampai dengan 95%.
Pada siang hari, kaca film dengan kegelapan 80 sampai dengan 95% akan nyaman sekali, namun pada malam harinya, kembali pandangan keluar bisa jadi masalah.
Jadi solusinya gimana dong…?

Menurut penulis, idealnya untuk pemasangan kaca film di mobil adalah VLT 70-80 atau tingkat kegelapan 20-30% maksimal untuk kaca depan, dan VLT 40-30 atau tingkat kegelapan 60 – 70% maksimal.

Pilihan ada pada konsumen, namun penjual / tok kaca film seyogyanya memberikan masukan karena 90% calon pemakai kaca film itu awam sekali dengan spesifikasi produk.
Disini pelu diketahui juga, bahwa semua produk kaca film memiliki angka VLR (Visible Light Reflectance).
VLR sering diabaikan oleh konsumen maupun penjual kaca film, padahal semakin besar VLR maka pada malam hari didalam mobil akan terjadi mirroring.
Mirroring/ Pantulan ini bisa mengganggu sebagian orang karena refleksi bisa mengurangi pandangan keluar juga.

Seiring dengan makin menjamurnya merk kaca film dari supplier yang hanya memikirkan keuntungan semata hingga yang benar benar memasukkan unsur edukasi pada setiap dealing, seharusnya membuat calon konsumen untuk lebih kritis, tidak hanya karena terpengaruh iklan.
Negara kita ini masih Negara Berkembang dimana fleksibilitas dalam segala hal masih terbuka, termasuk juga Undang Undang Perlindungan Konsumen yang bisa dikatakan masih kurang maksimal diberlakukannya.
Calon Konsumen musti benar benar kritis membaca spek sebelum memutuskan untuk membeli agar tidak kecewa kemudian dimana hanya Surat Pembaca di Media Media saja yang sering menjadi tempat curhat, sementara uang udah terlanjur keluar.

Sebenarnya ada opsi buat mengawinkan antara kebutuhan, kenyamanan dan investasi.
Saat ini telah ditemukan produk kaca film yang bisa Gelap Terang secara otomatis tergantung intensitas Cahaya dan Panas Matahari.
Teknologi ini dikenal dengan Teknologi Dual VLT dimana kita serasa memiliki dua lembar kaca film yang bisa copot pasang setiap hari dibidang kaca yang sama, namun uniknya hanya perlu sekali investasi.
Materi BIO CERAMIC sebagai Temuan Terbaru dipakai pada Kaca Film jenis ini, dimana BIO CERAMIC ini seperti hidup karena bisa membuat Kaca Film berubah Gelap Terang sendiri.

Teknologi Dual VLT dengan Bio Ceramic, saat ini menjadi Hot Topic bagi para Produsen untuk dibahas, didiskusikan dan didevelop.
Kelebihan dari Kaca Film Dual VLT ini adalah pada saat VLT nya turun (kaca Film menjadi lebih gelap) maka kemampuan penolakan panasnya meningkat significant.
Bisa dikatakan, tuk menjawab pertanyaan seperti judul diatas: SUKA yang GELAP atau SUKA yang TERANG, Kaca Film Dual VLT adalah Jawaban yang Tepat.

SPEK KACA FILM DARI PABRIK SERING TIDAK AKURAT ?


Buat pembaca ataupun buat orang pabrik (pabrik manapun) akan malah terlihat aneh...hehehe.
Namun pertanyaan ini sering terlontar pada saat abis beli kaca film lalu konsumen merasa kurang puas / kaca filmnya kurang adem seperti dalam ekspektasi di benak konsumen.
Kenapa begitu ?

Hayuk kita sharing ya, buat kebaikan dan juga teman teman semua yang baca, untuk dapat panduan lebih tentang kaca film.
Pabrik, adalah sebuah badan usaha yang dibangun dengan investasi dalam jumlah gede, dan di sahkan secara Undang Undang di Negara dimana Pabrik tersebut didirikan.
Sebelum Pabrik tersebut beroperasi, ada juga yang namanya Preparation / Planning / R&D, baik menyangkut: Survey Pasar (Demand & Supply), Costing, dllsbgnya.
Salah satu elemen yang juga harus dimiliki oleh masing masing Pabrik adalah Test Equipment Machine (ane singkat jadi: T.E.M aja ya).
Kalau kita bicara tentang T.E.M di Pabrik Kaca Film manapun, Pabrik pun tidak menggunakan alat alat portable seperti yang dimiliki oleh semua pemain (Distributor, Dealer, Agen, Toko maupun Importir di Seluruh Dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya).

Kita semua ( Pemain / Pebisnis Kaca Film di Indonesia ), setelah selama lebih dari 10 tahun ane berkecimpung dalam dunia ini, yang saya tau dan bener bener saya tau: Tidak Ada Satupun Pemain / Pebisnis Kaca Film di Indonesia yang Memiliki Accurate Test Equipment Machine.
Wuihhh...serem ya statement saya ini.
Kenapa saya bisa nulis begitu ???
Karena Standard & Proper Test Equipment Machine untuk Kaca Film harganya sekitar Rp.300.000.000,- dan salah satu T.E.M yang selalu ada di Pabrik Pabrik Kaca Film di Seluruh Dunia adalah: SPECTROPHOTOMETER.

SPECTROPHOTOMETER ini saking murahnya...hehehe, Para Pemain / Pebisnis / Importir /Distributor Kaca Film di Indonesia ngga ada yang mau berinvestasi untuk memilikinya.


Sebagai substitusi nya, maka dicarilah T.E.M yang portable...yang murah...yang gampang dibawa kemana mana...yang bisa diberikan as a gift bagi Network Produk yang dipasarkan.
Maka terjadilah proses Development lagi dengan membuat T.E.M yang Handheld, yang saat ini bisa Teman Teman jumpai bila mau beli kaca film lalu di test dulu ama alat yang kecil kecil ukurannya itu.

Naaahhh...disinilah mulai terjadi kebingungan atau sampai ada statement "Spek Pabrik Kayaknya Ga Akurat Deh"
Why...???
Jawabannya:
Semua HandHeld yang ada, hanya bekerja dalam hitungan rentang SOLAR SPECTRUM yang terbatas banget yaitu biasanya hanya bisa membaca dari 850nm hingga 1100nm ( itupun HandHeld Version pulak...wakakakakaka )

Sedangkan kalau kita bicara "Spek Pabrik", artinya adalah Spek yang dikeluarkan oleh Pabrik sebelum produk diluncurkan ke pasar, dan semua spek ini SOLAR SPECTRUM nya diukur dari mulai 190nm hingga 2500nm.

Sebab, yang diukur oleh Pabrik (sesuai dengan Undang Undang Negara setempat yang juga disahkan dan diikuti oleh IWFA: International Window Film Association) adalah SOLAR SPECTRUM berdasarkan:

VLT : Visible Light Transmittance
UV : Ultra Violet, yang terbagi 3 ( UV-A, UV-B, UV-C )
IR : Infra Red, yang terbagi 2 ( Near IR dan Far IR )

dan sebagai pelengkapnya, dihitung juga: VLR, VLA, SER, SEA, SET, Glare Reduction, Winter Median "U" Value (hanya untuk pasar Negara 4 Musim) hingga kemudian keluarlah yang namanya:
TOTAL SOLAR ENERGY REJECTED

Nah, coba kita pandang secara Logika dan Kedewasaan, Bagaimana mungkin sebuah alat aja neh yang namanya SPECTROPHOTOMETER yang dimiliki oleh Pabrik bisa dibandingkan ama alat alat HandHeld yang dimiliki oleh Pebisnis Retail / Distributor ?

Mengenai ekspektasi dan hasil yang “tidak” sejalan, kita juga musti "WISE", karena menurut saya ada beberapa parameter juga yang perlu diperhitungkan yaitu:
- Tingkat sensitifitas kulit masing masing orang berbeda.
- Warna cat mobil maupun interior mobil juga ngasih  sumbangan bikin makin panas atau bikin makin adem.
- Suhu diluar mobil pada saat dirasakan kaca film tersebut koq ga maksimal performancenya.
*Perlu diketahui oleh pembaca: Setiap tahunnya terjadi peningkatan Suhu karena makin menipisnya OSONE Bumi kita.
- Performance dari AC mobil itu sendiri (Mobil Jepang setau ane biasanya lebih adem AC nya dibanding mobil Europe)
- Besaran Cabin mobil juga pengaruh.
- Banyaknya penumpang dalam mobil juga pengaruh.
Dan masih banyak lagi yang ga mungkin bisa dijustifikasi satu persatu disini.

Summary dari tulisan diatas yang mungkin bisa jadi masukan buat Para Calon Pembeli dan para Pemanin Kaca Film:
1. Forum Interaktif apapun, Merk apapun, Promosi apapun memang membantu sebagai referensi, namun See & Feel Yourself dan Face to Face ama penjual adalah yang terbaik sebelum memutuskan untuk membeli.
2. Statement, Guidance memang membantu sebagai referensi atau bisa menggiring Customer memilih produk kita, namun kita musti memberikan edukasi yang tepat dan apa adanya agar Customer tersebut menjadi Loyal Customer.


Percakapan di Toko kaca Film, siang itu.


Siang itu di sebuah Toko Variasi di sebuah Komplek Sentra Otomotif di Jakarta yang juga menjual kaca film terjadi percakapan antara Calon Pembeli dan Pemilik Toko.
Percakapan tersebut menarik perhatian penulis yang kebetulan berada di Toko disebelahnya karena si Calon Pembeli tertangkap mata oleh penulis telah berpindah beberapa Toko sebelum berhenti dan bertanya di Toko Variasi terakhir disebelah Toko dimana penulis lagi berada menunggu Pemilik Toko selesai melayani Pembeli.
Percakapan yang terekam oleh memory penulis kira kira begini ( walau ga pas banget kata demi katanya ya):

Calon Pembeli             : Om, ada Kaca Film yang 60% ?
Pemilik Toko              : Ada, mau yang mahal atau yang murah.
Calon Pembeli             : Memangnya apa bedanya, Om ?
Pemilik Toko              : Ya pasti beda Mas, harga kan ga bohong.
Calon Pembeli             : Maksudnya gimana Om, bisa tolong dijelasin ?
Pemilik Toko              : Kalo harganya mahal pasti bagus kualitasnya, gitu maksudnya.
Calon Pembeli             : Ooo…gitu ya, kualitas yang dimaksud itu apanya Om, saya gaptek.
Pemilik Toko              : (mulai nunjukin ekspresi terlihat kesel) ya kualitas nolak panasnya.
Calon Pembeli             : Taunya darimana Om, kalo nolak panasnya bagus.
Pemilik Toko              : (jawabnya ketus) kan ada alatnya, bisa di test.
Calon Pembeli             : Alatnya pasti akurat ya Om, karena kata teman, alat test sering boong.
Pemilik Toko              : Kalo ga percaya ya cari aja toko lainnya.
Calon Pembeli             : Ya deh Om, gitu aja sewot.

Setelah itu Si Calon Pembeli meninggalkan toko tersebut, sambil ngomel: jualan koq jutek, siapa yang mau beli.

Percakapan diatas terlihat simple namun berefek besar sekali, tul nggak.
Ada pepatah yang mengatakan: Pembeli Adalah Raja, dan penulis setuju sekali.
Bagaimana kita bisa menjual bila kita melayani dengan stengah hati alias ga sabar alias jutek ?.
Namun, sebenarnya bisa juga ada yang tersembunyi bila Penjual melayani setengah hati.
Contohnya, mungkin Sang Penjual abis berantem ama istri atau bahkan yang lebih parah adalah Sang Penjual tidak menguasai produk, sehingga saat menghadapi Calon Pembeli yang Kritis dan untuk menutupi Ketidak Tahuannya, jawab yang singkat singkat dan terkesan jutek adalah way out untuk menutupi kekurangannya.

Kaca Film memang selembar plastik tipis yang berfungsi menolak panas atau menahan pecahan kaca saat terjadi benturan.
Namun, kaca Film bukan sembarang plastik biasa, karena telah melewati proses produksi dengan biaya investasi yang besar sekali, sehingga memiliki kemampuan yang menakjubkan.

Mari kita kembali keatas, dalam perbincangan antara Calon Pembeli dengan Pemilik Toko ada 6 pertanyaan yang sangat sering dilontarkan dan semestinya harus bisa dijawab oleh semua Pemilik Toko yang menjual Kaca Film dengan baik dan bersahabat.
Sekarang penulis akan copy-paste perbincangan diatas dan mencoba menjawab dengan versi penulis ya.
Mudah mudahan bisa memberikan manfaat bagi Calon Pembeli Kaca Film dan memberi inspirasi dalam menjawab bagi Pemilik Toko Kaca Film.

Calon Pembeli             : Om, ada Kaca Film yang 60% ?
Penulis                        :
Ada, mau mencari yang kualitas yang bagaimana dan dipasang di kaca bagian mana ya. Maksud saya untuk kaca depan atau kaca samping belakang
Calon Pembeli             : Memangnya apa bedanya, Om ?
Penulis                        :
Ada bedanya Mas, agar bisa disesuaikan dengan budget yang tersedia, bila budget juga menjadi prioritas, karena kami menghargai investasi Anda.
Calon Pembeli             : Maksudnya gimana Om, bisa tolong dijelasin ?
Penulis                        :
Begini , kami menghargai investasi Anda itu maksudnya adalah agar jangan sampai setelah Anda beli Kaca Film yang Tingkat Kegelapannya 60% untuk Kaca Depan mobil Anda, lalu setelah itu pada saat Anda mengendarai mobil pada malam hari malah menciptakan masalah pada pandangan kejalan.
Calon Pembeli             : Ooo…gitu ya, kualitas yang dimaksud itu apanya Om, saya gaptek.
Penulis                        :
Kualitas Kaca Film itu bermacam macam tergantung dari cara pembuatannya dan material apa yang dipakai sebagai formulanya.
Semakin bagus kualitas material yang dipakai, maka akan semakin bagus juga kualitas penolakan panasnya.
Calon Pembeli             : Taunya darimana Om, kalo nolak panasnya bagus.
Penulis                        :
Pertanyaan yang bagus sekali.
Pertama, Masing masing individu memiliki kulit dengan tingkat sensitifitas yang berbeda.
Menurut penelitian ilmiah, rata rata individu dengan kulit terang biasanya lebih sensitive terhadap panas, alias lebih mudah merasa kepanasan dibandingkan dengan individu yang berkulit lebih gelap.
Jadi sering ada statement 2 orang yang berbeda, yang satu bilang kaca film merk ini bagus nolak panasnya, namun seseorang lainnya bilang: nggak ah, panas koq.
Kedua, Setiap Produk Kaca Film mempunyai karakter yang berbeda beda pula, jadi sebaiknya mintalah spesifikasi produk yang ditawarkan dan pastikan bahwa spesifikasi yang ditulis di katalog produk adalah spesifikasi asli dari Pabrik, bukan hasil modifikasi.
Kemudian tanyakan apa arti dari tulisan tulisan di katalog serta arti angka angkanya.
Saat ini, untuk lebih mempermudah dibuatlah alat portable yang bisa mengukur seberapa performance sebuah produk kaca film tersebut.
Calon Pembeli             : Alatnya pasti akurat ya Om, karena kata teman, alat test sering boong.
Penulis                        :
Pertanyaan yang bagus juga.
Alat yang paling akurat untuk mengukur kualitas sebuah produk Kaca Film adalah Spectrophotometer, tapi harganya selangit dan belum ada Toko Kaca Film yang punya.
Alat alat portable yang ada di market / dimiliki Toko Kaca Film hanya bisa mengukur sebagian dari total performance sebuah produk kaca film.
Jadi yang paling akurat menurut saya, adalah spesifikasi dari Pabrik Pembuat Kaca Film tersebut dan kejujuran dari Penjual / Toko Kaca Film.
Karena Penjual / Pemilik Toko Kaca Film yang Jujur akan ngomong apa adanya tentang kualitas produk yang ditawarkan.
Calon Pembeli             : Ok Om, kalo gitu sebaiknya saya pakai yang mana ya, kasih discount ya.

Pesan moral dari ilustrasi diatas adalah, saat ini Calon Pembeli harus mendapatkan informasi yang benar, bukan semata mata agar produk yang ditawarkan, laku terjual… namun tidak mengindahkan kaidah I.K.E (Informasi – Komunikasi – Edukasi)

Kaca Film itu NYA-MAN


Mengapa penulis membuat judul diatas ?
Karena memang Kaca Film itu NYAta MANfaatnya, coba bayangin kan bila di Negara Tropis seperti Indonesia semua mobil nggak pakai Kaca Film.
Rata rata semua konsumen yang telah memakai kaca film akan mengatakan bahwa ruang cabin dalam mobil terasa lebih nyaman.
Memang tingkat kenyamanannya beda beda tergantung dari performance kaca film yang teraplikasi, dan so pasti pricingnya.

Dengan semakin bertumbuhnya perekonomian di Negara kita, penjualan mobil meningkat yang juga diikuti dengan kebutuhan akan kaca film.
Kondisi ini juga membuat bisnis Kaca Film bergairah dan bahkan Investor yang tadinya tidak memiliki background / pengetahuan akan kaca filmpun tergelitik untuk berinvestasi dalam bisnis Kaca Film.
Dengan semakin menjamurnya Pemain Kaca Film, ada situasi dimana seringkali konsumen yang kebanyakan masih awam tentang Kaca Film menjadi kecewa saat setelah membeli-memakai-merasakan, ternyata ekspektasi dengan hasil tidak berimbang.

Melalui tulisan ini, penulis mencoba membahas arti NYA-MAN, yang menurut penulis harus diliat dari berbagai sudut pandang, sbb:
NYA-MAN dalam Kemampuan Penolakan Panas Matahari.
Semua Kaca Film dibuat agar mampu menolak efek panas matahari dan semua itu bisa tercapai berdasarkan formula yang dipakai saat pembuatan.
Bermula dari hanya pewarnaan kemudian proses peng-coating-an dengan bahan metal seperti: aluminium, nikel, titanium lalu berkembang ke teknologi ceramic, nano ceramic dan yang terakhir berhasil ditemukan adalah bio ceramic.
Semua formula diatas memiliki kualitas berbeda beda, sehingga sebaiknya konsumen mengetahui formula apa yang dipakai pada kaca film yang dibeli, agar tidak kecewa.

NYA-MAN dalam Kemampuan Memandang Keluar  & Nuansa dalam Cabin Mobil.
Sebagian konsumen pengennya privacy saat pakai kaca film bisa didapat, namun yang sering terabaikan adalah setiap kaca film memiliki VLT (Visible Light Transmittance) atau Tingkat Kegelapan Kaca Film, VLR (Visible Light Reflectance) atau Tingkat Reflektifitas Pantulan Cahaya yang masuk.
VLT dan VLR ini sering diabaikan oleh calon konsumen, padahal point kenyamanan juga didapatkan dari kombinasi yang tepat antara VLT dan VLR.
VLR akan menjadi sangat penting terutama pada saat malam hari, karena kaca film dengan VLR yang tinggi akan menyebabkan seolah olah kita berada dalam ruangan bercermin.

NYA-MAN dalam Harga dan Garansi Produk.
Setelah kedua point nyaman diatas, NYA-MAN dalam Harga dan Garansi Produk menjadi point utama bagi calon konsumen pada umumnya.
Penulis sering nemuin di market, setelah cocok dengan produknya lalu pembicaraan sampai ke harga jadinya batal.
Kalau sudah begini lantas bagaimana way outnya ?.
Menurut penulis, perlu kedewasaan dari kedua belah pihak yaitu antara pembeli dan penjual.
Dari pihak Penjual, sebaiknya pakailah standard harga yang wajar dan bersahabat.
Dari pihak Pembeli, sebaiknya menyadari juga bahwa untuk sebuah produk yang berkualitas dan bergaransi, ada harga yang harus dibayar.
Bila Kedua Belah Pihak sama sama menyadari maka semua Pihak juga akan merasa NYAMAN.

Setelah ada 3 poin NYA-MAN diatas, penulis mau nambahin 1 poin NYAMAN lagi yaitu KeNYAMANan dari tangan tangan jahil maupun dari siutasi buruk yang tidak kita inginkan terjadi terhadap kaca mobil maupun kaca bangunan kita.
Mungkin masih banyak calon konsumen yang belum tau kalau ada Kaca Film Security (Pengaman) yang bisa menambah rasa AMAN dan NYAMAN karena kaca akan menjadi 4x lebih kuat dibandingkan sebelumnya.
Kaca Film Security bisa menjadi bahan pertimbangan untuk dilaminasikan ke kaca kita sebelum kita install kaca film Solar Control.
Penggabungan kedua jenis Kaca Film ini akan menjadikan asset kita baik itu mobil / bangunan menjadi lebih AMAN dan NYAMAN.

KACA FILM dengan 99% Angka Ajaibnya..




Tidaklah berlebihan rasanya statement: “Kaca Film, Plastik Ajaib Ciptaan Manusia”.
Bagaimana tidak ajaib, hanya selembar plastik (istilah awamnya) namun mempunyai fungsi bisa menahan terpaan panas Matahari , radiasi UV ataupun menahan pecahan kaca  berhamburan.
Berawal dari kebutuhan akan privacy saat mengendarai mobil, terciptalah lembaran plastik yang telah diwarnai hitam dan bisa di tempelkan di kaca kaca mobil, agar pengemudi maupun penumpang tidak mudah terlihat dari luar.
Kemudian berkembang, dengan kemampuan menolak panas matahari hingga ada merk/produsen yang meng claim bisa menolak panas hingga 99%, so fantastis.
Angka 99% memang sangat menarik dalam membuat calon konsumen penasaran dan kemudian membeli, namun tidak jarang masih ada konsumen yang merasa kecewa dengan mengatakan koq panasnya masih terasa ya….nah lo
Biasanya kalau sudah begitu, yang dijadikan kambing hitam adalah penjual Kaca Film nya, padahal sebenarnya banyak parameter yang terlupakan seperti:
Bagaimana kondisi mobil, apakah saat panas itu dirasakan adalah setelah mobil terjemur dibawah terik matahari, lalu kita masuk mobil & kita merasa panas banget dalam kabin mobil ?.
Bila kondisinya seperti diatas, penulis berani memastikan bahwa Kaca Film Tidak Bersalah dan tidak boleh dijadikan tertuduh, karena saat mobil terjemur dalam kondisi mesin mati dan AC mati juga, maka panas akan meresap masuk kedalam kabin mobil lewat kap mesin / pintu / bagasi atau bahkan dari bagian bawah mobil.
Coba nyalakan mesin dan ac nya, lalu rasakan seberapa cepat kabin mobil kita menjadi dingin dan tubuh kita menjadi nyaman. Semakin cepat perubahan Suhu dalam kabin, menunjukkan semakin ajaibnya plastik yang kita tempelin dikaca mobil kita yang disebut Kaca Film.
Kemudian case lain saat menggunakan kaca film yang “katanya” bisa menolak panas hingga 99% namun saat kita mengendarai mobil, panas tetap masuk / terasa hangat di wajah / tangan kita. Apakah produsen / penjual kaca filmnya bohong ?. Belum tentu, jawabannya…lho koq ?. Perjalanan dan pembelajaran diatas 10 tahun dalam dunia Kaca Film membuat penulis menemui berbagai kasus yang berhubungan dengan kekecewaan konsumen terhadap berbagai merk kaca film. Dan waktu juga yang mengajarkan kepada penulis, bahwa Kaca Film si Plastik ajaib ini ada 2 jenis yaitu Absorbtance Film (meredam panas) dan Reflectance Film (memantulkan panas).
Jenis Absorbtance maupun Reflectance ini sangat mempengaruhi keabsahan angka 99%, terutama di Negara Katulistiwa seperti Indonesia. Banyak case sebuah produk yang di Negara Tropis lainnya dianggap OK, namun begitu dipasarkan di Indonesia menjadi tidak terlalu OK…aneh kan.
Lalu sebenarnya ada nggak sih Kaca Film yang mampu menolak panas hingga 99% ?, bisa penulis katakan “Ngga Ada Kaca Film yang bisa menolak Panas hingga 99%”. Yang ada ialah Infra Red nya ditolak hingga 99%, namun menolak Infra Red hingga 99% bukan berarti menolak panas hingga 99%. Disini, bila CODYMAXX Readers mau mencari tau kebenarannya, bisa googling, dan penulis yakin yang akan ditemukan adalah Infra Red hanya 44% dari Total Keseluruhan Spectrum Matahari. Lalu bagaimana bagian yang hanya 44% lalu dijadikan sebagai bahan justifikasi / acuan 99% ?.
Jawabannya adalah: Penyampaian dan Penerimaan informasi yang kurang tepat.
Angka 99% itu memang ada, namun hanya untuk UV Rejected, bukan Heat Rejected. Nah, penjual Kaca Film lah yang seharusnya mau bercapek capek sedikit menerangkan tentang angka 99% ini, agar Penjual Kaca Film tidak menjadi kambing Hitam yang kemudian berimbas ke Merk / Brand Kaca Film itu sendiri.
Lalu bagaimana dong menyingkapi angka 99% ini, tips dari penulis: Bacalah spek dari produk yang mau dibeli itu terutama pada angka yang ditunjukkan dalam spek Solar Propertiesnya.
Solar Energy Reflectance, Solar Energy Absorbtance, Solar Energy Transmission dan Total Solar Energy Rejected lah yang musti dijadiin parameter/panduan para calon konsumen. Bukan hanya Infra Red Rejected atau UV Rejectednya saja yang dijadikan patokan, karena memang kedua Solar Properties ini  yang sering menunjukkan angga 99%.

Hemat Energy dengan Kaca Film

Sekarang ini bangunan minimalis style banyak diminati. Kebanyakan bangunan tersebut berbentuk simple dengan banyak jendela yang besar dengan kaca yang mendominasi hingga 40-50% pada sisi bangunannya.

Tujuan bentuk jendela yang lebar atau pun dominan kaca pada bangunan adalah untuk memberikan penerangan yang lebih pada ruangan. Sehingga tidak banyak lampu yang digunakan pada siang hari dan untuk menghemat pemakaian energi listrik.
Bila bangunan berada di dataran yang tinggi, seperti puncak, bogor, bandung, yang suhu udaranya cenderung sejuk bahkan dingin, bentuk bangunan yang didominasi kaca akan sangat cocok diterapkan. Karena selain hawa udara yang ada sudah sejuk, pemakaian kaca yang dominan juga akan menghangatkan ruangan anda karena cahaya matahari akan leluasa masuk.

Tetapi bagaimana bila model bangunan tersebut diterapkan pada dataran rendah, yang notabene berhawa panas, seperti Jakarta? Otomatis, Anda memerlukan AC untuk mendinginkan ruangan agar udara panas tidak terasa menyengat. Jadi yang pada awalnya ingin menghemat energi listrik, pada kenyataannya tagihan listrik membengkak karena kerja AC yang ektra luar biasa untuk selalu mendinginkan ruangan yang panas.
Namun seiring dengan berkembangnya tekhnologi, untuk anda yang tinggal di dataran rendah untuk tetap bisa memiliki bangunan minimalis dengan dominan kaca/jendela lebar, yaitu dengan memasang kaca film pada kaca-kaca bangunan.
Ada beberapa alternatif pilihan dari mulai pemilihan berdasarkan tingkat kegelapan kaca film yang bisa mereduksi panas /  IR / Solar Spectrum dari 30% hingga77%, dan ada juga yang "clear" tetapi dapat mengurangi panas hingga 58%. Namun tipe ini harganya lebih mahal dibandingkan dengan gelap.

Pemilihan produk kaca Film yang akan dipilih, sangat beragam mulai dari merk pabrikan atau private brand.
Untuk gedung, yang masa pemakaiannya akan lebih lama dibandingkan dengan peng-aplikasi-an kaca film di mobil, sebaiknya di pertimbangkan masak masak tentang merk maupun benefit yang bisa didapatkan.

Untuk pemasangan kaca film di gedung sebaiknya memilih produk yang bisa memberikan beberapa fitur tambahan seperti untuk menambah nilai tingkat keamanan, estetika keindahan dan performance penolakan panas yang maksimal.

Saat ini ada beberapa faktor yang bisa jadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan untuk memasang kaca film di gedung, yaitu seperti Go Green untuk mengantisipasi pemanasan global, kenyamanan ruangan setelah dipasang kaca film, manfaat perlindungan dari bahaya ancaman bom ataupun gempa bumi dan juga seberapa banyak kita dapat melakukan penghematan energi listrik.

Dengan memasang kaca film yang tepat, maka ruangan akan lebih sejuk dan kerja AC akan lebih ringan untuk mencapai suhu yang diingikan. Secara otomatis hal ini akan menghemat pemakaian listrik dari 5 hingga 15% per tahun.

Demikian juga pada mobil, kaca film yang bagus, biasanya memiliki kemampuan menolak panas semaksimal mungkin & juga penolakan Radiasi UV . Dengan pemasangan kaca film yang benar dan berkualitas, akan membuat ruang kabin menjadi adem dan nyaman tanpa harus memutar panel AC secara maksimal.

Efek lain dari penggunaan kaca film yang berkualitas pada mobil adalah penghematan BBM. Karena dengan kaca film yang bagus, akan mengurangi kerja AC dan akhirnya meringankan beban mesin, karena kerja kompresor AC menjadi tidak berat. Hal ini secara otomatis akan mengurangi konsumsi BBM, juga tidak merusak ozon karena pemakaian freon yang tidak berlebih.

Jadi, selain untuk mengurangi panas, kaca film yang berkualitas dapat juga berguna untuk menghemat energi dan membantu menjaga agar lapisan ozone Bumi kita tidak makin rusak.

Deskripsi tentang DUAL VLT / PHOTOCHROMIC

Dual VLT adalah Dual Visible Light Transmittance yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah: 2 jenis persentase besaran cahaya tampak yang masuk.
Didalam spectrum solar energy / energy matahari terdapat beberapa pembagian solar energy sebagai berikut:



Ketiga elemen utama diatas yaitu: Infrared, Visible Light dan Ultra Violet memegang peranan penting dalam dunia bisnis kaca film.
Pada semua produk Kaca Film, ketiga elemen diatas selalu menjadi acuan sebelum membeli.
Semakin besar Angka Infrared yang ditolak/dipantulkan, semakin bagus kualitas penolakan panas dari produk kaca film tersebut.
Semakin besar Angka Ultra Violet yang ditolak/dipantulkan, semakin bagus kualitas penolakan panas dari produk kaca film tersebut.
Semakin besar Angka Visible Light, semakin transparan kaca film tersebut.

Pada produk produk yang sudah ada di pasar, semua kaca film hanya memiliki 1 jenis VLT (Visible Light Transmittance), namun dengan berkembangnya teknologi, telah tercipta jenis 2 (Dual) VLT (Visible Light Transmittance).
Kaca Film Dual VLT ini menggunakan bahan dasar Bio Ceramic + Tungsten yang membuat Kaca Film Dual VLT bisa berubah Gelap Terang Sendiri secara Otomatis, tergantung intensitas Panas / Spectrum Matahari.

Sebagai ilustrasi:
Untuk Kaca Film Dual VLT / Photochromic yang dipakai untuk Kaca depan Mobil bias berubah gelap terangnya dari yang tadinya 20% tingkat kegelapannya menjadi 40% tingkat kegelapannya, saat mobil tersebut dijemur dibawah sinar matahari hanya dalam waktu 15 menit.
Pada malam hari saat sudah tidak ada sinar matahari, maka tingkat kegelapan kaca film Dual VLT/Photochromic akan kembali lagi ke 20%.

Dual VLT / Photochromic adalah penemuan terbaru yang dapat diaplikasikan pada plastic PET (Bahan dasar Kaca Film) sebagai pengembangan dari peng-aplikasi-an dalam industry kaca.

Penamaan Dual VLT adalah istilah hasil imajinasi Budi Hartono sebagai alternative dari Photochromic.

Bahasa - Karakter & Value sebuah Kaca Film

Kaca Film selalu menjadi pelengkap mutlak bagi mobil mobil di Negara Tropis seperti Indonesia yang suhu disiang hari bisa mencapai diatas 50˚ C.
Ekspekasi dari Para Calon Pembeli juga beraneka ragam, ada yang merasa cukup puas dengan produk yang dibeli. Namun rata rata, menurut penulis hampir 75% dari total penjualan Kaca Film selalu menciptakan perasaan kurang puas pada sisi Konsumen.
Hal ini terjadi karena kurangnya informasi dari Penjual dan Pemahaman akan Produk yang dibeli dari sisi Pembeli.

Artikel kali ini akan lebih kearah mengenal Bahasa Kaca Film, Karakter Kaca Film dan Value Kaca Film itu sendiri.
Ketiga point ini saling berkaitan erat sekali, sebagai bahan observasi maupun justifikasi terhadap produk yang akan dipakai.

Kaca Film dalam segi penampilan bisa dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : Solid Appearance dan Reflective Appearance.
Saat ini sedang terjadi pergeseran demand dari type film Reflective menjadi type film Solid.
Pergantian trend ini sepintas terlihat seperti hal yang biasa tergantung pada Mode Demand, namun sebenarnya banyak yang belum memahami mengapa sekarang persentase Kaca Film dengan warna warna solid lebih banyak beredar dibandingkan Kaca film Reflektif.

Sebenarnya hal ini terjadi karena kepedulian dari Pabrikan Pembuat Kaca Film agar dapat membantu menyelamatkan ozone bumi kita yang makin hari makin terkikis karena efek pantulan/reflektif rumah kaca maupun semua material yang memilikiti reflektifitas tinggi kearah ozone.
Karena kesadaran ini, penggunaan bahan metal agar membuat kaca film dapat memantulkan panas matahari sedapat mungkin dihindari / tidak dipakai lagi.
Para Ahli berlomba melakukan riset dan akhirnya ditemukan bahan pengganti yang dikenal sebagai CERAMIC.
Bicara tentang Ceramic sebagai salah satu material untuk membuat Kaca Film, sering menimbulkan salah kaprah juga baik dalam diri konsumen maupun penjual.
Banyak yang menyangka bahwa Ceramic yang dipakai adalah Keramik seperti yang dipakai untuk membuat piring gelas.
Ceramic yang dipakai di Kaca Film adalah oksida logam dan sifatnya sebagai isolator.
Secara general, Ceramic adalah material penahan panas, yang paling baik dimuka bumi saat ini, bahkan pesawat space shuttle, memakai Ceramic sebagai pelindung panas dari gesekan atmosfer.
  
Dengan berkembangnya Tehnologi kemudian ditemukan Nano Ceramic, sebuah hasil riset dari proses kimia, yang kemudian menghasilkan material Ceramic dengan ukuran Partikel 10-30Nm. 1Nano : 1/juta millimeter.
Dengan ukuran partikel 10-30Nm, material tampak transparan, tetapi tidak menurunkan fungsi sebagai penolak panas.

Kini bahkan telah ditemukan Kaca Film dengan bahan Bio Ceramic yaitu Formula khusus hasil pengembangan dari Nano Ceramic + Tungsten yang mempunyai keunggulan untuk merubah VLT (Visible Light Transmittance)/total cahaya tampak yang masuk/ orang2 pada umumnya bilang tingkat kegelapan kaca film yang juga diikuti dengan peningkatan kemampuan menolak panas matahari
Bio Ceramic memiliki sifat/karakter yang "HIDUP" yang membuat Kaca Film Bio Ceramic ini seolah mengerti  kapan siang, kapan malam.
Perkembangan Tehnologi Kaca Film masih belum final, diprediksikan pada Tahun 2012 akan lahir Remote Dual VLT Window Film, yaitu Kaca Film yang bisa dikendalikan tingkat kegelapannya lewat Remote Control.

Karakter dari Kaca Film berbahan Ceramic rata rata adalah Absorb The Heat ( Menyerap Panas), berbeda dengan Kaca Film berbahan Metal yang bersifat Reflect The Heat (Memantulkan Panas).
Di Negara 4 musim, maupun di Asia Tenggara, Kaca Film berbasis Ceramic mulai menggantikan posisi Kaca Film yang berbasis metal.
Di Indonesia lain lagi ceritanya…
Mungkin karena kurangnya edukasi maupun kesadaran dari masyarakat kita akan pentingnya Ozone bagi kehidupan kita, sehingga saat memilih sebuah produk Kaca Film, requestnya yang penting adem J.

Disinilah uniknya Market Indonesia, saat sudah mengeluarkan uang untuk mengganti Kaca Film dimobilnya, ekspektasinya tinggi sekali.
Seringkali mobil lagi diparkir dibawah terik matahari selama 1 – 2 jam, kemudian setelah itu pemilik masuk kedalam mobil, langsung nelpon ke Toko Kaca Film sambil bilang: Mana Boss mu, ini Kaca Film mu panas sekali. ( Lupa kaleee….kalau 90% mobilnya terbuat dari metal yang juga bersifat sebagai konduktor panas)
Atau saat mengendarai mobilnya, lagi lagi nelpon ke Toko Kaca Film Langganannya sambil bilang: Ini pipi gue / paha gue koq masih terasa ada hangatnya/panasnya matahari masuk ?

Seperti yang ditulis diawal, penulis ingin sharing pengetahuan tentang : Bahasa Kaca Film, Karakter Kaca Film dan Value Kaca Film itu sendiri.
Karakter Kaca Film sudah dibahas diatas, Bahasa Kaca film juga udah, sekarang penulis akan mengupas tentang Value Kaca Film.

Bicara tentang “VALUE” biasanya antara Penjual dan Pembeli sering tidak Synchronize.
Seringkali Pembeli merasa nggak puas atau bahkan mem-vonis penjual sebagai penipu, karena dalam brosur / katalog ditulis % penolakan panasnya tinggi, namun pada kenyataannya panasnya matahari tetap menerobos kedalam kabin mobil / ruangan.
Menghadapi kondisi seperti ini perlu kesiapan mental, technical skill maupun tools (solar meter / BTU meter) dari Penjual dalam menghadapi complain pembeli.
Menurut penulis, sebagai penjual tidak hanya semata mata bisa ngoceh tentang produk yang ditawarkan, tapi juga harus dibekali dengan product knowledge yang mumpuni dan benar.
Sampaikan karakter produk yang ditawarkan, apakah jenis absorbtance atau reflectance film, kemudian jelaskan perbedaan, manfaat, kelebihan / kekurangan maupun value for money bagi pembeli.
Sedangkan dari sisi pembeli, perlu kedewasaan dalam pemahaman sebuah produk yang akan dibeli juga.
Penulis yakin, apabila antara kedua belah pihak telah terjadi sinkronisasi, maka “VALUE” akan tercapai dan makes everybody happy. 

Tips: Kaca Film pun perlu di Rawat

Seringkali kita melihat mobil didepan / disamping kita kacanya baret baret halus, ada yang sedikit ada yang banyak dengan alur dari bawah keatas, atau banyak bubble (gelembung ) pada kacanya.
Penyebabnya sebenarnya hanya 1:
Kita kurang paham bagaimana merawat kaca film kita.

Sebenarnya simple banget cara merawat Kaca Film pada mobil, caranya:
1.     Sediakan sikat gigi
2.     Shampoo Baby (non soda)
3.     Lap lembut (berbahan katun) / Chamois
4.     Sprayer
5.     Jeli memilih tempat parkir

Mari kita mulai bareng bareng merawat Kaca Film kita dengan tahapan sbb:
1.     Isi Sprayer dengan Shampoo Baby sebanyak 1 sendok teh lalu isi air sebanyak 2/3 dari kapasitas Sprayer, lalu Shake it.
2.     Bidang yang sering/paling cepat kotor adalah Kaca disamping Driver Seat ( Karena paling sering buka tutup, bayar Tol-Parkir dll sbgnya), semprotkan Sprayer pada seluruh bidang kaca (dari dalam) dan pada bagian kaca yang dijepit oleh Frame pintu maupun karet Door Trim.
3.     Turunkan Kaca lalu sempotkan air shampoo dalam Sprayer pada bagian karet Frame Pintu (Atas dan Samping), juga pada bagian karet Door Trim (ini yang paling penting).
4.     Pergunakan sikat gigi untuk membersihkan sisa sisa debu halus pada Karet Frame + karet Door Trim, sampai dirasa debu halus / kotoran lainnya telah terangkat semua.
5.     Lalu naikkan kaca hingga menutup rapat, semprot sekali lagi keseluruhan bidang kaca lalu bersihkan dan lap hingga kering bagian kaca dengan Lap Lembut (Katun/Chamois) hingga bersih/Clean tidak tersisa air / butiran air shampoonya.
6.     Lakukan hal yang sama pada semua kaca samping lainnya.
7.     Untuk kaca Depan dan belakang, cukup disemprotin air shampoo lalu bersihkan / keringkan dengan lap lembut / Chamois.
8.     Lakukan 7 langkah diatas paling tidak 1 bulan 1 kali secara konsisten.

Penulis yakin apabila pembaca melakukan step step diatas maka mobil kesayangan akan tetap kinclong kacanya, tanpa terganggu baret baret.

Selamat Mencoba.